Friday 27 May 2016

Tunduk




satu petikan dari babak-babak yang bole diterbitkan dalam filem..

"manusia..walau sebaik dan sejahatnya pun dia , hakikatnya jangan pernah lupa mereka juga mempunyai hati dan perasaan sebagai seorang manusia "

Kepercayaan yang diberi adakalanya ia di hancurkan..sehancur-hancurnya.. Andai ia diibaratkan gelas kaca,mungkin itulah perumpamaan sebaiknya..ia tidak akan kembali lagi seperti sedia kala. Hidup ini banyak kali membuatkan hati kita patah, namun dirawatnya sakit itu dengan redo dan pasrah ,dan melaluinya kita akan ketemui ketenangan dan kemaafan yang datang meredakan ketegangan.

Mata itu,semua orang ada kelebihan mengenainya..kita mampu membaca hanya melalui matanya...ditambah dengan senyuman itu, ia menjadikan ia sebuah tafsiran yang lengkap...bukan ingin menuding jari menyalahkan sesiapa, namun terkadang harus diakui adakala tafsiran itu tidak tersasar dari kebenarannya...kita bukan mengenali manusia untuk beberapa hari,  namun untuk tempoh yang agak matang untuk memiliki telepati tersebut...memang orang cakap keikhlasan itu datangnya dari hati, namun ia tidak dapat disembunyikan dari mata dan senyuman kita..ia cukup menceritakan tentang segalanya..mana yang betul-betul hadir dari hati dan yang mana hanya si pura-pura..

.....................................................................................................................................................

Seringkali kita terluka dan terus terluka dengan insan-insan disekeliling kita..kita mencari dimana salah sehingga hal ini boleh terjadi..maka duduk dan renunglah seketika tentang apa yang pernah kita lakukan dan bermuhasabahlah,mungkin diri kita sendiri yang bersalah tanpa kita sedari.kita sering kali menuding jari kepada orang lain tanpa melihat dulu pada diri sendiri..Ya,mungkin juga mereka bersalah namun kita kena tahu,mereka juga manusia yang mempunyai hati dan perasaan seperti kita,tidak sempurna seperti kita..Pujuk diri, positivekan minda ia mampu mengelak sebuah sengketa. 

Jadi kesimpulannya disini sama ada kita insan yang melukakan atau dilukai hakikatnya dalam hidup ini belajarlah ilmu untuk menghargai orang lain.kenapa dipanggil ilmu?sebab tidak ramai dalam dunia ini pandai menghargai manusia lain,jadi kita kena belajar ilmu tu agar tidak terus buat silap. Ilmu itu tidak susah hanya memerlukan jiwa yang merendah untuk kuasainya.Namun sifat manusia ini banyak yang suka mendabik dada maka lunturkanlah ia dengan (makrifatullah)..benda apa pula tu??kenali lah Allah,nescaya kita kenal,kita siapa.

Jadilah,bak kata pepatah melayu "ikut resam padi semakin banyak semakin tunduk"semakin kita kenal diri kita,semakin kita merendah diri pada tempatnya.



No comments:

Post a Comment